MAKALAH: MANUSIA DAN KEGELISAHAN
MAKALAH
Adham Dhava H 50417115
Dzikri
Syafi Auliya 51417855
Malik Abdul Aziz 56414339
Malik Abdul Aziz 56414339
Meithy
Tri Andarini 53417532
Satria
Pramadeska 55417544
Tengku
Jodi Alfa R 55417922
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehinga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Manusia Dan Kegelisahan” tepat
pada waktunya.
Tujuan
penulisan karya tulis yang berjudul “Manusia dan Kegelisahan” adalah untuk
memenuhi syarat tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Ilmu Budaya Dasar
Ibu.Citra Puspa Maulidina.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang menjadi sumber inspirasi penulis.
2. Orang tua, yang senantiasa memberikan yang terbaik.
3. Dosen pengajar, yang telah menuntun dalam penulisan
karya tulis ini.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri. Penulis mohon
maaf atas kesalahan dalam penulisan karya tullis ini, kritik dan saran sangat
penulis harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Manusia dan Kegelisahan ...................................................... 2
Sebab-sebab Kegelisahan ......................................................................... 4
Bentuk-bentuk Kegelisahan ..................................................................... 6
Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan ....................................................... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 13
Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi
dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga
diartika sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan
atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang dapat disebutkan
bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diingikannya tidak tercapai.
Kegelisahan merupakan rasa kekhawatiran
yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan karena kurang tentramnya jiwa
seseorang tersebut. Pada hakikatnya kegelisahan pada seseorang dapat disebabkan
karena rasa takut pada hak-haknya. Namun terlepas dari itu usaha untuk
mengatasi kegelisahan sangatlah perlu. Yaitu dengan dimulai dari diri kita
sendirim dengan tenang dan tidak terbawa pengaruh emosi dalam jiwa kita. Karena
jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol untuk terlepas dari rasa
kegelisahan.
Kegelisahan terjadi disaat seseorang pernah
melakukan perbuatan buruk. Hal ini lah yang membuat seseorang mengalami
kegelisahan. Hatinya akan meresa tidak tenang dan merasa cemas. Karena terlalu
memikirkan perbuatan buruk yang telah dilakukannya.
1. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu manusia
dan kegelisahan ?
2. Sebab-sebab apa saja
yang dapat menimbulkan kegelisahan ?
3. Apa saja Bentuk-bentuk
dari kegelisahan ?
4. Usaha-usaha apa
saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kegelisahan ?
1.3 1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui
apa pengertian manusia dan kegelisahan.
2. Untuk mengetahui
sebab apa saja yang dapat menimbulkan kegelisahan.
3. Untuk mengetahui
bentuk-bentuk dari kegelisahan.
4. Untuk mengetahui
usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kegelisahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia dan
Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya , selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati
maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak
sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah
murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari
kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal
ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal
yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena
adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut
terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil
kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta
dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai).
Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya
rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya
kegelisahan karena diancam seseorang.
Manusia
selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Kegelisahan yang timbul dalam
diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam
pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya
perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam
menilai setiap kejadian atau benda.
Sigmund
Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang
menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan(obyektif), kecemasan neorotik dan
kecemasan moril.
a. Kecemasan obyektif
Kecemasan obyektif
adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya
dalam dunia luar. Bahaya merupakan siap dalam lingkungan seseorang yang mengancam
untuk mencelakakannya.
b. Kecemasan neorotik
Kecemasan ini timbul karena pengamata tentan bahaya dari naluriah.
Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1. Kecemasan yang
timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan ini timbul karena
takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan dirinya sendiri, sehingga dapat
menekan dan menguasai ego dalam diri. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
2. Bentuk ketatukan
yang tegang dan irasional (phobia). Bentuk
khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitet ketakutan melebihi
proporsi yang sebenamya
dan obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet.
Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh
ayahnya. satu untuk dia dan satu
untuk adiknya. Dalam
suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman
yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang
didapatnya dan perasaan bersalah
menjadi terhubung dengan
balon karet.
3. Rasa takut
lain ialah rasa
gugup, gagap dan
sebagainya. Reaksi ini
munculnnya secara tiba-tiba tanpa
ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup
ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
c. Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan oleh karena pribadi
seseorang. Tiap pribadi pada seseorang memiliki bermacam-macam sifat dan emosi
seperti : iri, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang percaya diri.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan
mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cenas, gelisah dan putus
asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam
pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak
berprestasi dalam kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai
lawan/
Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian yang menimbulkan
kecemasan moril.
2.2 Sebab-Sebab Kegelisahan
Faktor
terjadinya kegelisahan tidak lain selalu bermula dari faktor keluarga atau metode
pendidikan yang diterapkan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan,
kegelisahan muncul dari seseorang itu sendiri dan itu merupakan faktor yang
paling banyak dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia. Faktor
penyebab kegelisahan antara lain:
a. Dari dalam
1. Cinta diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal
yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta
tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit.
Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui
batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap
segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang
lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya
keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua
manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan
perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh
kerelaannya.
2. Lalai dalam
mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan
bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian
seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan
mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul
dari setan yang telah mengguncangkan
jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena
penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut
pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang
melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan.
Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses
pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat
perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat
mencegah seseorang dari dampak
negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang
was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras
akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang
dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia,
sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika
seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan
jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut
berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan
tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan
bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis
kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan
mudah.
4. Rasa takut dan
malu
Sifat
malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang
pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita
membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka
yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada
masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan
berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain.
Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya
sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak merasa aman
Perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab
terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was
lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam
ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara
tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman
dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana,
tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga
merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk
bagi penyakit was-was.
6. Jiwa yang lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu
taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga
kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang
dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding
dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam
bentuk perasaan lemah.
b. Kemasyarakatan
Terkadang dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan
oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika
seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu
mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan anak-anak yang mewarisi sifat dari
ayah dan ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain terhadapa
kelakukan mereka yang salah akan menyebabkan terjadinya dibencinya orang
tersebut dan hal ini akan berakibat dari orang yang satu kepada orang yang
lain.
2.3 Bentuk-bentuk Kegelisahan
Bentuk-bentuk kegelisahan
antara lain:
a. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata
dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang,
sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari
yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan
dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil.
Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia
merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia,
sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat universal.
Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia.
Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini,
meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh : Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak
dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar
berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan
tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia
menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
o
Sebab-sebab keterasingan
Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan- kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan- kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
o
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat,
antara lain mencuri, bersikap angkuh atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang
tidaklah mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat
yang beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini
berkembang bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya.
Ketidaksesuaian ini bisa jadi timbul lantaran seseorang menampakkan sikap dan
perbuatan yang di mata orang lain negatif
seperti misalnya sombong, menganggap dirinya lebih tinggi, angkuh, kaku,
pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap
kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap seperti itu menjauhkan kawan dan
mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan orang yang bersikap seperti itu,
sebab takut terjadi konflik batin atau konflik fisik.
o
Sikap rendah diri.
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap
kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak
berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang
lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang
menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak
baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan
cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena
kesalahan perbuatannya.
a.
Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena
itu adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran
yang berbeda. Erasa malu anak atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya
anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
b.
Keterasingan karena sosial-ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang
tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula merasa rendah diri
karena keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam kenyataan lain keadaannya,
orang-orang yang tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri.
Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan kekayaannya, meskipun tanpa
disengaja.
c.
Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena
rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang yang
berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang
berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan
diri karena merasa sulit menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga
takut ditanya, takut jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari
pergaulan.Akan tetapi, orang seperti itu masih lebih baik dari pada mereka yang
berlagak pintar dan akhirnya menjadi bahan tertawaan.Contoh :
Akil yang merasa berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap dengan
tamu dalam pertemuan itu. Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan
bahasa asing yang belum pernah didengarkannya. Ia merasa makin takut meskipun
pakiannya tidak kalah dengan mereka karena pendidikan dan pengalamannya jauh
lebih rendah dari mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
d.
Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa
malu, dunia rasanya sempit, bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua
akibat dari perbuatannya, yang tidak bisa diterima oleh masyarakat
lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat.Contoh :
Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk di
wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan
dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi
milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi
bergaul. Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung diri di rumah,
hidup dalam keterasingan.
o
Takut kehilangan hak.
Contoh
: Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan
mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah
musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga
ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam
keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa
takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga
bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
o
Kerinduan
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa
kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan
terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh dari keluarga akan merasakan
kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian
ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun
lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.
b. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi,
lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak
banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi
atau hal sepi. Contoh :
1. Setelah anaknya yang
telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.
2. Setelah tembakan gencar
itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara
deru mobil pun tak kedengaran.
3. Karena pak Parman dan
ibu Parman kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi
perkawinan anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian
hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada
mental orang dan kasus penyebabnya.
· Sebab-sebab terjadinya
kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah
satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang
dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup
sendiri. Contoh : Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan
istana, tempat kemewahan, keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan
kontradiksi keadaan diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan
istana dan pergi ke hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari hakikat
hidup.
Bila kita perhatikan sepintas lalu mungkin
keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun
keduanya ada hubungannya. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada sebab
akibat. Kesepian merupakan akibat dari keterasingan dan keterasingan sebagai
akibat sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan
sepergaulan. Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari
keramaian hidup sehingga mereka merasa kesepian.
c. Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya
tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah
dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat
konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah
kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup
manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil
sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya,
ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian,
seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab sebab ketidakpastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan
beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu
ialah :
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab
lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang maju pesat, pada
suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu
semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan
atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui
sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara
tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak
ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai
apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk
selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh :
Keinginannya mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak
bermanfaat baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh
tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf,
tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh :
Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat pacarnya
berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu
berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena
berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar
kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu
:
· Delusi persekusi :
menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang
menjauhinya.
· Delusi keagungan :
menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila
hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang
menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
· Delusi melancholis : merasa
dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau
dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya kesadaran dan menyebabbkan
otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami
tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami..
6. Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan panca indera. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak
minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi
oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan
mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat,
keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga
terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian,
menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan
menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh,
tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri. Orang
seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari
penyebabnya. Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun kekacauan pikiran
tersebut tidak hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.
2.4
Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Cara
yang digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
-
Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri
kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan
kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya
dan sebagainya.
-
Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah
dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
-
Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas
sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab
Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha
Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian dari manusia yang tidak dapat
dilepaskan, tak peduli segala latar belakang seseorang tersebut pasti setiap
orang akan merasakan yang namanya kegelisahan.
Hal
ini sangat wajar terjadi pada manusia karena manusia mempunyai hati dan
perasaan, dimana jika hati dan perasaan tersebut diusik maka akan menimbulkan
yang namanya kegelisahan.
3.2 Saran
Kegelisahan
haruslah kita hadapi dengan pikiran yang tenang, karena apabila kita tidak
tenang dalam mengatasi masalah yang membuat diri menjadi gelisah maka perasaan
tersebut akan tetap ada dan terus menghantui kita.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Sanusi. Manusia dan
Kegelisahan. [Online]. Tersedia: https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/09/manusia-dan-kegelisahan/.
[14 April 2018]
Pure, Resa. Manusia dan Kegelisahan. [Online].
Tersedia: http://manusiadankegelisahan77.blogspot.co.id/. [14 April 2018]
Tyas Maharani, Aisyah. Faktor
Penyebab Kegelisahan. [Online]. Tersedia: https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/12/05/faktor-penyebab-kegelisahan/.
[14 April 2018]
Comments
Post a Comment